Rabu, 04 Juli 2012

Saya Mau Shalat, Asal Bayar Saya 10 Juta!


Ummat: “Ustadz Ganteng, mohon maaf, berapa ya kami perlu ganti untuk transportasi?”Ustadz Ganteng: “Untuk administrasi aja ya, sediakan aja 30 juta, 10 juta dibayar di depan ke account saya. Oya, kalo nggak jadi DP nya angus ya..”

Percaya atau nggak percaya, fakta semacam ini ada. Begitulah suatu hari, ketua DKM salah satu masjid bilang ke saya. Saya jadi mikir “pantes aja mobil si Ustadz Ganteng Fortuner dll” hehe..
Saya pribadi juga seringkali ditanya, “Ustadz, maaf nih, administrasinya berapa yang harus kita siapkan?”Jawab saya “Saya nggak pernah minta bayaran untuk dakwah, berapapun yang panitia kasih akan saya terima, kalo nggak ada pun nggak papa, asal transportasi dan akomodasi ditanggung panitia”
Parahnya masa kini, banyak orang yang udah nggak malu menjadikan Ustadz dan Da’i sebagai profesi. Pekerjaan profesional. Karena itu layaknya seorang pembicara publik, mereka mematok tarif sekali pengajian. Kalo udah masuk TV apalagi, matoknya diatas 10 juta. Subhanallah.
Padahal dakwah bukan profesi, dia adalah kewajiban sebagaimana shalat 5 waktu dan puasa. Yang tanpa dibayar pun harusnya dia tetap berdakwah. Karena itu kewajiban dia.
Bagaimana pendapat Anda bila ada orang mengatakan “Hmm.. boleh saja, saya mau shalat, dan Anda boleh lihat saya shalat, asal bayar dulu 10 juta”. Aneh, yang perlu siapa yang ribet siapa?
Pantas saja, ketika dakwah sudah jadi profesi, maka Da’i akan menyesuaikan materi dakwahnya sesuai permintaan pasar. Dia akan menyampaikan yang diinginkan orang bukan yang dibutuhkan oleh orang. Dia akan membiarkan kemaksiatan di depan matanya karena dia telah dibayar untuk itu.
Sikap kritis pun hilang dari situ. Karena dia sudah dibayar. Entah dipasangkan pengajiannya dengan artis doyan mabok atau penyanyi dangdut, sang Ustadz tidak merasa risih. Karena dia sudah dibayar!
Bagaimana mau protes, kalo protes bisa-bisa nggak dipanggil lagi!Pembodohan pun terjadi. Karena dakwah telah dianggap profesi.
Saya tidak pernah bilang menerima uang dari menyampaikan Islam adalah sesuatu yang haram
sah-sah saja, bukankah Rasul juga mengatakan bahwa “Sesungguhnya yang paling berhak untuk kalian ambil adalah upah mengajarkan kitabullah” (HR. Bukhari)Namun, ada perbedaan besar antara upah mengajarkan kitabullah dengan memelintir kitabullah untuk mendapatkan harta dari situ.
Nyata-nyatanya, tidak ada satupun Ustadz Ganteng yang membacakan ayat-ayat nahi munkar, ataupun memperingatkan tentang bahaya-bahaya yang betul-betul mengancam ummat semisal syirik modern (demokrasi), ashabiyah modern (nasionalisme), atau liberalisme yang mengajak Muslim meninggalkan Al-Qur’an.
Uang memang mengerikan. Ia bisa merubah niat seseorang yang awalnya lurus menjadi bengkok. Yang tadinya tegas menjadi samar.
Bersyukurlah pada Allah bila anda adalah Da’i yang tidak mengharapkan dan tergantung bayaran dari ummat.
Karena Anda akan selalu objektif dalam memandang masalah, bukan memberikan yang diinginkan namun mengobati ummat dengan memberikan yang mereka perlukan.
Saya betul-betul bersyukur, ketika baru masuk Islam, Ustadz saya Fatih Karim menyampaikan kira-kira begini:”Lix, kalo dikasi orang uang, antum boleh terima, tapi untuk melatih keikhlasan, lebih baik gunakan lagi di jalan dakwah”
Subhanallah, mudah-mudahan masyarakat akan segera bisa melihat, Da’i mana yang sebenarnya betul-betul sayang pada mereka, peduli dan mengasihi mereka. Da’i yang tertumpah air matanya di malam hari karena memikirkan ummat yang tak kunjung cenderung pada Islam. Da’i yang justru mengeluarkan uang mereka agar ummat mau berpaling pada Islam. Da’i yang menumpang angkot dan berjalan kaki demi ummat. Da’i yang siap memasang badan satu-satunya demi kehormatan Islam.
Sayangnya, Da’i semacam ini mungkin takkan kondang, mungkin takkan muncul di sinetron atau di TV karena mereka menolak untuk menyesuaikan materi karena uang.
Bagi Da’i semacam ini uang tak bernilai buat mereka walaupun uang sangat mereka perlukan
karena demi Islam, tak ada yang bisa menawar
Salamku,
Felix Siauw
pada semua Da’i yang hanya Allah Swt yang tahu mereka
Ya Allah, berikanlah mereka kemudahan, berikan mereka kekuatan


SUmber :  http://maf1453.com/felix/2011/10/19/saya-mau-shalat-asal-bayar-saya-10-juta/

DOA SEORANG ANAK UNTUK BUNDA TERCINTA



Dengan bismillah saya mulai menulis beberapa baris berikut ini untuk ibu yang telah rela Allah sebagai Tuhannya, Islam sebagai agamanya dan Muhammad shallallahu  alaihi wassalam sebagai nabinya. Saya menulisnya dari hati seorang anak yang saat-saat ini sedang merenungi firman Allah:  “ Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ Ah” , janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: 

“ Wahai Tuhanku, kasihilah mereka berdua, sebagaimana mereka mendidik aku waktu kecil.” (Al Isra’ : 23-24) .

”Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua ibu bapaknya, Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada Ku dan kedua ibu bapakmu”. (Luqman : 14)

Saya menulis baris-baris ini kepada orang yang paling berhak mendapatkan perlakuan baik. Dari Abu Hurairah radiallahu anhu berkata :” Seseorang datang kepada Rasulullah shallallahu ‘ alaihi wassalam dan bertanya :
” Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak mendapatkan perlakuan baik dariku ? “ Beliau menjawab :” Ibumu” . Tanyanya lagi : “ Kemudian siapa?” Beliau menjawab :” Ibumu” . Tanyanya lagi : “ Kemudian siapa?” Beliau menjawab : “ Ibumu” . Kemudian Tanya lagi :” Kemudian siapa?” Beliau menjawab : “ Bapakmu” (Muttafaqun  Alaih).

Wahai ibu, bagaimanakah saya harus mengungkapkan perasaan yang terpendam dalam hati ini ? Tak ada ungkapan yang lebih benar, yang saya dapatkan, kecuali firman Allah : “ Wahai Tuhanku, kasihilah mereka berdua, sebagaimana mereka mendidik aku waktu kecil. 
“ Wahai ibuku, jadilah seorang mukminah yang beriman kepada Allah dan para Rasulnya. Hendaklah ibu mempersiapkan diri dengan bekal takwa kepada Allah. Perhatikanlah Allah setiap saat, baik ibu dalam keadaan sembunyi maupun terang-terangan. “ Sesungguhnya bagi Allah tidak ada satupun yang tersembunyi di bumi dan tidak pula dilangit.” (Ali Imran : 5).

Wahai ibu, sinarilah seluruh kehidupan ibu dengan sinar Qur’ an dan Sunnah Rasulullah, karena di dalam keduanya terdapat kebahagiaan di dunia dan akhirat. Dan hindarilah wahai ibu, dari perbuatan yang mengikuti hawa nafsu.

Wahai ibu, jadilah suri teladan yang baik untuk anak-anakmu. Dan berhati-hatilah jangan sampai mereka melihat ibu melakukan perbuatan yang menyimpang dari perintah Allah dan Rasul-Nya, karena anak-anak biasanya banyak terpengaruh oleh ibunya.


Wahai ibu, semoga Allah menjaga ibu dari segala kejahatan dan kejelekan, agar ibu memperhatikan pendidikan kuncup-kuncup mekar dari anak-anak ibu dengan pendidikan islam, karena mereka merupakan amanat dan tanggung jawab yang besar bagi ibu, peliharalah mereka dan berilah hak pembinaan terhadapnya.

Wahai ibu, agar rumah ibu merupakan contoh yang ideal dan benar bagi rumah keluarga muslim, tidak terlihat didalamnya suatu yang diharamkan dan tidak pula terdengar suatu kemungkaran, sehingga anak-anak dapat tumbuh dengan keimanan, mempunyai akhlak yang baik, dan jauh dari setiap tingkah laku yang tidak baik.

Wahai ibu, do’ a kepada Allah SWT merupakan senjata bagi ibu dalam mengarungi kehidupan ini, dan bergembiralah dengan akan datangnya kebaikan, karena Allah telah menjanjikan kita dengan firman-Nya : “ Dan Tuhanmu berfirman: “ Berdoa’ alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.” (Al Mu’ min : 60). Kepada Allah aku mohonkan agar menjaga ibu dengan penjagaan Nya, memelihara ibu dengan pemeliharaan Nya, membahagiakan ibu didunia dan akhirat, dan mengumpulkan kita, dan seluruh kaum muslimin dan muslimat didalam jannah Nya yang nikmat. Sesungguhnya Allah Maha Dekat, Maha Mengabulkan dan Maha Mendengar do’ a.

Wahai ibu, walaupun anakmu ini jauh dari rumah  dan  tak pernah melihat wajahmu hampir beberapa bulan lamanya, bukan berarti anakmu ini lupa ibunya, ibu yang telah mendidik dan mengajarkan apa arti kehidupan ini. Disini, di Yogya ini anakmu sering rindu akan rumah dan ibunya. Ibu, walau ibu sering marah bukan berarti anak ibu ini benci pada ibu, malahan disini anakmu sering sepi karena tidak ada yang memarahi, menegur dan menasehati kalau anakmu ini salah. Ibu maafkan anakmu kalau selama ini ibu sering dibikin jengkel, marah karena kelakuan anakmu selama ini, Ibu anakmu  menyadari betapa banyak salah   yang telah dialkukan selama ini.

Melalui kertas ini anakmu minta maaf. Anakmu yang  sekarang sedang mencari jati dirinya negeri orang dan yang sedang belajar tentang agama yang selama ini diyakininya yaitu islam. Walaupun perlahan insya Allah anakmu berubah karena disini dia menemukan begitu indahnya islam dan islam itulah yang selama ini yang telah membimbingnya.

Ibu, anakmu ini berharap dekatkanlah diri pada Allah karena Allah akan mendekatkan dirinya kepada hamba – hamba yang selalu ingat akan Dia. Rajinlah sholat 5 waktu dan kalau bisa lakukanlah sholat sunat seperti sholat dhuha dan tahajjud juga selalulah berdo’a untuk anakmu ini agar bisa mencapai apa yang diharapkan olehnya dan ibunya, karena do’a seorang ibu untuk anaknya selalu dikabulkan oleh Allah. Terahir jagalah adik – adik ku dan bimbinglah mereka dengan nilai – nilai islam agar mereka akan menjadi anak yang selalu  taat kepada perintah Allah daan rasulnya juga orang tua.

      Yogya, 22 Agustus 2002


Peninggalan dan Reruntuhan Ottoman di Kota Madinah


Yuk Sejenak Kita Lihat Peninggalan Sejarah Salah Satu Kehalifan Islam, Yaitu Kekhalifan Ottoman yang merupakan salah satu kebanggaan kita sebagai muslim bahwa kita juga pernah jaya dan besar.

Semoga dengan ini bisa menjadi inspirasi buat muslim seluruh dunia untuk membangun kejayaan yang dulu lagi saat sekarang ini.

Berikut gambar-gambar peninggalan Kekhalifan Ottaman di Madinah :

 1. Stasiun kereta api Hijaz di Madinah

Stasiun kereta api Hijaz di Madinah

Kota Madinah, yang dulunya di bawah Kedaulatan Ottoman, masih memiliki sisa-sisa Kesultanan Ottoman. Sedikit lebih jauh dari Masjid Nabawi terletak stasiun kereta api Hijaz. 


Stasiun kereta api Hijaz di Madinah
Stasiun kereta api di Madinah itu terkait dengan beberapa stasiun hingga Damaskus yang meliputi beberapa 1760 kilometer. kereta api ini dibangun oleh Sultan `Abd al-Hamid Kedua dan selesai pada tahun 1908. Hal ini dioperasikan terutama untuk mengangkut peziarah Muslim dari ibukota Kekaisaran Ottoman di Turki ke kota-kota suci Mekkah dan Madinah 

2.  Gerbong KA 
Salah satu gerbong dari kereta api Ottoman, Madinah
Selama perang dunia I, kereta api Hijaz dihancurkan oleh kampanye sabotase yang diluncurkan oleh Lawrence of Arabia, 10 tahun setelah pembukaannya.

3. Jembatan

Jembatan di atas Wadiy Aqeeq setelah hujan lebat

Jembatan kereta api Hejaz di Madinah melintasi Wadi Aqeeq. Gambar di atas menggambarkan sebagian jembatan terendam dalam air setelah hujan lebat. Saat ini, jembatan ini benar-benar hancur.

4. Masjid
Masjid Rambariy
Sebelah stasiun kereta api Hijaz adalah Masjid Rambariy, dibangun oleh Ottoman.

5. Benteng
Benteng turkish di Madinah

Ini adalah benteng Ottoman yang terdiri dari beberapa lantai yang terletak antara Masjid Nabi dan Masjid Quba

Reruntuhan Othoman di atas bukit Sala ', Madinah

Selasa, 03 Juli 2012

Foto Legendaris dan Terkenal yang Ternyata Di EDIT

Ternyata praktek mengedit foto bukanlah sebuah hal yang baru. Berpuluh-puluh tahun yang lalu, sudah banyak foto dari para tokoh-tokoh terkenal yang kemudian di edit agar nampak lebih indah, atau semata hanya karena tujuan politis semata

1. Foto Abraham Lincoln (1860)
Foto salah satu presiden AS ini rupanya merupakan hasil editan. Badan Lincoln dalam foto ini sebenarnya merupakan badan seorang politisi bernama John Calhoun.

2. Foto Stalin (1930)
Orang yang berada di sebelah kanan gambar merupakan seorang rekanan Stalin yang kemudian menjadi musuh. Saking bencinya Stalin dengan mantan temannya itu, maka foto sang teman akhirnya dihapus dari foto tersebut.

3. Foto Mao Tse Tung (1936)

Serupa dengan Stalin, Mao Tse Tung yang merupakan pemimpin daratan Cina ini juga senang menghapus foto orang dalam sebuah gambar, jika orang tersebut tidak lagi dekat dengannya. Orang yang dihapus dalam foto ini bernama Poku,. Salah satu orang kepercayaan Mao Tse tung yang kemudian membelot.

4. Foto Benito Mussolini (1942)
Benito Mussolini merupakan seorang penguasa Italia pada masa PD II. Tentunya sebagai pemimpin yang gagah, Mussolini harus tampil sempurna dalam tiap keadaan terutama dalam gambar. Karena itulah ia memutuskan menghapus sosok pawang kuda yang memegangi sang kuda ketika Mussolini tengah bergaya.




Minggu, 01 Juli 2012

Ayah! Shalat Subuh


Suatu waktu Ubai bin Kaab berkata: “Rasulullah SAW pernah salat subuh.
Beliau bertanya, ‘Apakah kalian menyaksikan si Fulan?” Mereka menjawab ‘ Tidak ‘.
Beliau bertanya lagi hal yang sama. Para sahabat menjawab ‘Tidak’. Lalu Rasulullah SAW berkata: ” Sesungguhnya dua salat ini (subuh dan isya) adalah salat yang berat bagi orang munafik. Sesungguhnya bila mereka mengetahui apa yang ada dalam salat subuh dan isya, maka mereka akan mendatanginya,
sekalipun dengan merangkak.” (HR. Bukhari)

Suatu hari seorang anak sedang belajar di sekolahnya, dia baru kelas 3 SD. Di salah satu pelajaran, seorang guru menjelaskan tentang shalat subuh dan dia menyimaknya dengan seksama. Mulailah gurunya berbicara tentang keutamaan dan pentingnya shalat subuh dengan cara yang menggugah, tersentuhlah anak didiknya yang masih kecil itu. Terpengaruhlah seorang anak kecil tadi oleh perkataan gurunya sementara ini dia belum pernah shalat subuh sebelumnya dan juga keluarganya.
Ketika dia pulang ke rumah, berfikirlah dia bagaimana caranya supaya bisa bangun untuk shalat subuh besoknya. Dia tidak mendapatkan caranya selain tidak tidur semalaman sampai bisa melaksanakan shalat subuh. Dia melakukan caranya itu. Dan ketika mendengar azan, bergegaslah dia untuk menjalankan shalat subuh. Tetapi ada masalah bagi anak kecil ini untuk sampai ke masjid karena letaknya jauh dari rumahnya. Dia tidak bisa berangkat sendirian, maka menangislah dia dan duduk di depan pintu. Tetapi tiba-tiba dia mendengar suara sepatu seseorang dari arah jalan, dibukalah pintu dan keluarlah segera dari rumahnya. Nampaknya kakek ini menuju masjid. Anak kecil ini melihat sang kakek dan dia kenal. Kakek ini adalah kakek temannya, Ahmad. Anak kecil ini mengikuti Kakek Ahmad di belakangnya dengan rasa khawatir dan perlahan-lahan dalam berjalan, jangan sampai Si kakek merasa diikuti dan melaporkan dia ke keluarganya dan yang kemungkinan akan menghukumnya. Berjalanlah peristiwa ini seterusnya sampai pada suatu ketika Si kakek dipanggil oleh Allah Pemilik jiwa dan raganya. Si kakek wafat.
Anak kecil mendengar kabar ini, tertegunlah dia dan menangis sejadi-jadinya. Ayahnya sangat heran melihat kondisi seperti ini, kemudian bertanyalah kepada anaknya, “wahai anakku kenapa kamu menangis sampai seperti ini, dia itu bukan teman bermainmu dan bukan pula saudaramu yang hilang?” Anak kecil itu melihat kearah ayahnya dengan berlinang air mata penuh kesedihan, dan berkata kepada ayahnya, “seandainya yang meninggal itu ayah, bukan dia.” Bagai disambar petir dan tercenganglah seorang ayah kenapa anaknya yang berkata dengan ungkapan seperti itu, dan kenapa begitu cintanya anaknya kepada si kakek? Anak kecil menjawab dengan suara parau, “Aku tidak kehilangan dia karena hal-hal yang ayah sebutkan.” Bertambah heran ayahnya itu dan bertanya, “lalu karena apa?” Anak itu menjawab, “karena shalat ayah….karena shalat!” Kemudian anak itu menambahkan pembicaraannya, “Ayah, kenapa ayah tidak shalat subuh? Kenapa ayah tidak seperti si kakek dan seperti orang lain yang aku lihat?” Berkata ayahnya, “dimana kamu melihatnya?” Anak kecil itu menjawab, “di masjid.” Berkata lagi ayahnya, “bagaimana kisahnya?” Maka berceritalah anak kecil itu kepada ayahnya tentang apa yang dilakukan selama ini. Tersentuhlah seorang ayah oleh anaknya, lembutlah hati dan tubuhnya, jatuhlah air matanya, dipeluklah anaknya, dan semenjak peristiwa itu, ayah anak itu tidak pernah meninggalkan shalat satu waktupun dan semuanya dilakukan di masjid. (athfal lakin du’ah)


Sumber: http://www.dakwatuna.com/2010/03/5891/ayah-shalat-subuh/#ixzz1zL5b4VE5

Masalah Itu Manis


“Jangan katakan kepada Allah kalau kita punya masalah, tapi katakan kepada masalah kalau kita punya Allah”


Kutipan di atas saya copas dari status Facebook salah satu teman saya. Setelah membaca status itu saya langsung me-like-Nya padahal baru beberapa detik muncul di laman Facebook. Karena menurut saya kata-kata di atas sangat luar biasa. Iya, di tengah banyak dinding-dinding Facebook digunakan sebagai luapan keluh kesah, kekesalan, dsb. Yang seolah-olah menunjukkan ketidakikhlasan kita dalam menerima segala takdir ketentuan Allah Swt, teman saya ini meng-update status dengan nilai optimis.
Status teman saya di atas  sangat luar biasa menurut saya, dan status seperti itulah yang semestinya kita publish ke depan facebooker mania. Karena dengan membaca status yang luar biasa itu, teman kita yang membacanya mungkin akan tercerahkan walau boleh jadi sebelum membaca status kita itu dia sedang kegundahan. Kemudian biasanya status yang luar biasa di laman Facebook  akan  memunculkan komen-komen luar biasa lainya. Kalau begitu bukankah pahala akan mengalir kepada si peng-update status itu? Karena dia telah mencerahkan yang sedang gundah,memberi solusi yang sedang dirundung masalah.Jika ini yang terjadi, maka satu sisi fositif  laman “muka buku” ini telah dirasakan, dan kita telah menanam satu kebajikan.
Jika sebalik-Nya yang kita lakukan, yakni meng-update status-status yang berisi keluhan, emosi, cacian dan lain sebagainya. Apakah itu tidak menimbulkan satu dosa bagi kita sendiri. Karena kita sangat dilarang berkeluh kesah akan masalah atau takdir yang kita jalani. Kemudian jika ada teman yang memberikan jempol manis-nya akan status yang berisi keluh kesah itu, apakah dia tidak dikatakan melakukan sebuah keburukan karena seolah teman kita itu merasa setuju dengan apa yang kita update(keluh kesah kita).Jika itu yang terjadi berarti kita telah menanam satu keburukan bagi diri sendiri bahkan orang lain.
Jujur saya sangat tidak suka ketika membaca status-status teman saya yang berisi keluh kesah, sumpah serapah, atau cacian atas apa yang sedang mereka rasakan saat meng-update status-status mereka tersebut. Apalagi kalau saya tau mereka adalah teman-teman saya yang sama-sama telah mengenyam pendidikan pesantren yang diajarkan bagaimana sebenarnya kita dalam menghadapi sebuah masalah. Yaitu dengan mendekatkan diri kepada Allah serta introspeksi diri. Mungkin jadi masalah itu datang sebagai teguran darinya atas apa yang telah kita lakukan sebelum-Nya atau masalah itu datang sebagai ujian untuk men-tes keimanan kita.
Ketika kita ditimpa sebuah permasalahan, berarti Allah mau kita lebih dewasa dalam menghadapi hidup ini. Ketika kita ditimpa musibah, berarti Allah ingin agar kita mendekat kepadanya. Ketika kita ditimpa kesusahan, berarti Allah telah menyediakan untuk kita kemudahan. Karena sesungguhnya dibalik permasalahan ada proses pendewasaan, dibalik musibah ada hikmah, dibalik kesusahan ada kemudahan.
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.”(QS. al-Insyiroh: 5-6)
Ketika permasalahan datang menghampiri, jangan mengeluh di hadapan sang pencipta, jangan memberontak akan keputusannya apalagi mengatakan bahwa Allah tidak adil. Namun, mintalah agar kita diberi kesabaran serta ketegaran dalam menghadapinya, diberikan solusi yang terbaik bagi kita, dan selalu mengharap dia memberikan ganjaran pahala untuk kita.
Tanpa malam purnama takkan indah. Tanpa lapar nikmat makanan takkan terasa. Tanpa dahaga sejuknya dingin air takkan memberi banyak makna. Begitu juga kemenangan atau kemudahan takkan banyak memberi arti tanpa didahului rintangan masalah kesusahan. Setelah mendung terbitlah cerah.
Tak ada hidup tanpa masalah, karena masalah adalah sunnah-Nya. Yang kita perlukan hanya kebijakan dalam menyikapinya. Jika ketegaran yang kita bina, nikmat masalah akan terasa. Jika keluhan yang kita bina sengsara masalah akan selalu bertambah.
Masalah datang untuk kita hadapi, bukan untuk dicaci atau dimaki. Masalah adalah mediator dalam proses pendewasaan. Tanpa masalah kita takkan pernah dewasa. Tanpa masalah kita takkan menjadi orang yang luar biasa.”Jalan yang lurus dan mulus takkan pernah menghasilkan pengemudi yang hebat. Laut yang tenang takkan pernah menghasilkan pelaut yang tangguh. Langit yang cerah takkan pernah menghasilkan pilot yang handal.”
Di saat kita mencari solusi dalam suatu masalah, di saat itulah sebuah proses pendewasaan hidup akan dimulai. maka, berbahagialah mereka yang memiliki masalah dan mampu mengatasi masalah tersebut dengan brilian, yaitu dengan tetap selalu bersandar akan keputusan sang eksekutor yang maha adil setelah tawakal dilakukan. Mari bersama taklukkan masalah…!

Total Tayangan Halaman